Tulisan ini menyambung tulisan sebelumnya mengenai gerakan sosial anti-globalisasi.
Banyak pihak melihat gerakan anti globalisasi sebagai tanggapan kritis terhadap
pengembangan neoliberalisme, yang secara luas dianggap telah dimulai oleh
kebijakan Margaret Thatcher dan Ronald Reagan menuju kapitalisme laissez faire
pada tingkat global dengan mengembangkan privatisasi ekonomi negara-negara dan
melemahkan peraturan perdagangan dan bisnis. Para penganjur neoliberal
berpendapat bahwa peningkatan perdagangan bebas dan pengurangan sektor publik
akan membawa manfaat bagi negara-negara miskin dan kepada orang-orang yang
miskin di negara-negara kaya. Kebanyakan pendukung antiglobalisasi sangat tidak
sependapat, dan menambahkan bahwa kebijakan neoliberal dapat menyebabkan
hilangnya kedaulatan lembaga-lembaga demokratis. Kondisi Indonesia saat ini merupakan dampak dari neoliberalisasi yang juga mencengkeram negara kita.